MARKNEWS.ID, YOGYAKARTA – Dua mahasiswa, Alan dan Fikri, menghadirkan terobosan baru dalam pengelolaan sampah anorganik melalui produk bernama Renou, yang memanfaatkan tutup botol plastik sebagai bahan utama. Inovasi ini tidak hanya bertujuan mengurangi timbunan sampah, tetapi juga memastikan proses daur ulang tidak kembali menghasilkan limbah.
Menurut Alan, kesadaran untuk terlibat langsung dalam penyelesaian krisis sampah muncul dari fenomena di lapangan. “Banyak ide pengolahan sampah lahir di masyarakat, tetapi belum ada industri yang benar-benar dikenal fokus mengolah limbah anorganik,” ujarnya.
Renou memerlukan 10 hingga 11 kilogram tutup botol plastik untuk menghasilkan satu produk. Bagian botol yang tersisa disalurkan ke mitra pengelola sampah agar tetap termanfaatkan. Sementara residu dari proses produksi diolah menjadi berbagai barang lain, seperti gelang dan kabinet.
“Prinsip utama kami adalah jangan sampai pengolahan limbah justru menciptakan limbah baru,” kata Fikri.
Meski masih menjalani kuliah, Alan dan Fikri tetap berupaya menjaga keberlangsungan bisnis mereka. Keduanya mengakui tantangan terbesar adalah membagi waktu antara kewajiban akademis dan kebutuhan bisnis. Dukungan dari pemerintah daerah dan jejaring pengelola sampah pun menjadi faktor penting agar Renou terus berkembang.
Alan menegaskan, pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan satu pihak saja. “Dari hulu ke hilir, semua pihak perlu terlibat—mulai pemerintah, industri, hingga individu. Kolaborasi inilah yang menjadi kunci,” jelasnya.
Sebagai wirausaha muda, Alan dan Fikri berharap Renou dapat menginspirasi gerakan serupa di berbagai daerah. Mereka menilai keberlanjutan bisnis ramah lingkungan hanya mungkin terwujud jika sinergi antar sektor berjalan selaras.
Tinggalkan Balasan