MARKNEWS.ID – Gelombang penertiban kawasan hutan terus digencarkan oleh Satuan Tugas Penanganan Kejahatan Kehutanan (Satgas PKH), yang kini mengalihkan fokus dari Tesso Nilo ke Bentang Alam Bukit Tigapuluh, sebuah kawasan penting yang menjadi habitat terakhir bagi sejumlah satwa langka Indonesia.

Bentang Alam Bukit Tigapuluh dikenal sebagai kawasan strategis karena menjadi rumah bagi tiga spesies kharismatik Indonesia, yakni Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, dan Orangutan Sumatera. Namun, ancaman terhadap keberlangsungan hidup satwa-satwa ini semakin nyata. Tumpang tindihnya kawasan konservasi dengan izin-izin konsesi perusahaan, ditambah aktivitas masyarakat yang terus merambah kawasan hutan, telah menyempitkan ruang hidup satwa dan meningkatkan potensi konflik antara manusia dan satwa liar.

Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Satgas PKH menegaskan bahwa tindakan tegas terhadap perambah dan pelaku kejahatan kehutanan merupakan langkah mendesak untuk menjaga kelestarian lingkungan. “Bentang Alam Bukit Tigapuluh adalah salah satu kawasan prioritas. Jika tidak ditangani segera, kita akan kehilangan lebih dari sekadar hutan—kita kehilangan warisan keanekaragaman hayati,” tulis pernyataan resmi Satgas PKH.

Hasil kajian terbaru dari Geopix mengungkapkan temuan mencemaskan. Banyak area di dalam bentang alam tersebut telah berubah fungsi menjadi permukiman ilegal dan perkebunan warga. Kondisi ini mempertegas pentingnya intervensi cepat dan tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum.

“Satgas PKH merupakan harapan terakhir untuk menyelamatkan kawasan lindung di Indonesia,” kata salah satu narasumber internal Satgas PKH yang enggan disebutkan namanya. Ia menambahkan bahwa sinergi antara masyarakat, aparat, dan media sangat dibutuhkan untuk mendorong perubahan kebijakan dan perilaku di lapangan.

Berdasarkan pantauan lapangan, upaya-upaya perlindungan kawasan masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari lemahnya pengawasan di lapangan, hingga benturan kepentingan antara pelestarian dan ekspansi ekonomi. Namun, semangat Satgas PKH untuk terus menertibkan kawasan rawan perambahan menjadi titik terang bagi masa depan konservasi di Indonesia.

Dengan penegakan hukum yang konsisten dan pendekatan kolaboratif bersama komunitas lokal, Satgas PKH berharap kawasan Bentang Alam Bukit Tigapuluh dapat dipulihkan kembali menjadi zona aman bagi satwa-satwa endemik Indonesia yang kini terancam punah.

Pemerintah dan masyarakat sipil pun diimbau untuk tidak tinggal diam. Penyebarluasan informasi, peningkatan kesadaran lingkungan, serta penguatan hukum menjadi kunci untuk menjaga ekosistem yang tersisa agar tetap lestari.

Reporter: M Saifullah Rifat

Tag