MARKNEWS.ID, YOGYAKARTA – Keagungan Candi Prambanan kembali menjadi saksi berpadu harmoninya musik dan budaya dalam gelaran Prambanan Jazz Festival (PJF) 2025. Memasuki tahun penyelenggaraan ke-11, festival yang berlangsung selama tiga hari, 4–6 Juli 2025, ini tak hanya menyuguhkan hiburan kelas dunia, tetapi juga mempertegas perannya sebagai medium diplomasi budaya serta penggerak ekonomi lokal.
Mengusung tema “Sebelas Selaras”, PJF 2025 menghadirkan pengalaman musikal yang menyentuh lintas generasi. Dari lantunan jazz elegan Kenny G yang menggema di hari terakhir, hingga penampilan penuh semangat dari musisi K-Pop EAJ yang menjadi magnet bagi generasi muda. Tak kalah mencuri perhatian, barisan musisi Indonesia seperti Dewa 19, Raisa, Ari Lasso, Tulus, Kahitna, JKT48, hingga Ebiet G. Ade turut memeriahkan panggung megah di pelataran Candi Prambanan.
Kehadiran lebih dari 76 ribu penonton, menurut data InJourney Destination Management, menjadi capaian signifikan—naik 55 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sekitar 70 persen pengunjung berasal dari luar Yogyakarta, menandakan kekuatan daya tarik PJF sebagai event nasional dan internasional.
“Banyak kenangan indah saat tur, dan di sini salah satu yang terbaik. Kita tidak akan lupa dengan Candi Prambanan. Ini salah satu pengalaman yang tidak terlupakan. Latar belakang candi yang menakjubkan, menjadi salah satu pertunjukan yang sangat unik. Kita tidak bisa mendapat pemandangan seperti ini di tempat lain,” ujar Kenny G di sela-sela penampilannya, Minggu (6/7/2025).
Lebih dari sekadar festival musik, PJF 2025 menunjukkan bahwa pelestarian warisan budaya dapat berjalan seiring dengan geliat industri kreatif. Kolaborasi instalasi seni dengan duo seniman lokal, Indieguerillas, yang menampilkan karya terinspirasi dari relief Kalpataru, serta gerakan #BerkainKePJF dan keberadaan puluhan UMKM di Pasaraya UMKM, memberi warna berbeda yang mengakar pada nilai lokal.
Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan, menegaskan bahwa Prambanan Jazz Festival bukan hanya soal musik.
“Prambanan Jazz Festival bukan hanya menampilkan pertunjukan musik dari musisi kelas dunia, melainkan juga menegaskan peran strategis seni budaya lokal serta ditunjang oleh keindahan warisan cagar budaya Indonesia sebagai arena diplomasi budaya yang inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa gelaran ini memberikan efek domino positif terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Mulai dari lonjakan okupansi hotel, meningkatnya transaksi transportasi daring, hingga ramainya warung kuliner lokal.
“Kami bersyukur, Prambanan Jazz Festival tahun ini berdampak luar biasa. Ini bukan hanya panggung musik, tetapi juga panggung ekonomi rakyat. Banyak pelaku UMKM yang tersenyum karena penjualan mereka naik, banyak pengemudi lokal yang mengantar penonton kembali ke hotel dengan bahagia,” imbuh Febrina.
Tak hanya menjadi perhelatan hiburan, festival ini juga dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Direktur Utama InJourney, Maya Watono, memastikan pelestarian kawasan cagar budaya tetap menjadi prioritas.
“Prambanan Jazz merupakan salah satu festival musik bertaraf internasional yang selama ini memiliki peran strategis sebagai katalis dalam pengembangan destinasi pariwisata, khususnya di area Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dampaknya juga sangat besar terhadap perputaran ekonomi lokal, khususnya dalam menciptakan multiplier effect bagi industri UMKM dan ekosistem pariwisata,” tegas Maya.
Dengan latar megah Candi Prambanan, festival ini sekali lagi membuktikan bahwa budaya tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga dirayakan dan dihidupkan. Di tengah derasnya arus globalisasi, Prambanan Jazz Festival 2025 menjadi bukti bahwa warisan nenek moyang masih dapat berdialog secara relevan dengan zaman, membangun jembatan antarbangsa melalui nada dan harmoni.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan