MARKNEWS.id, Yogyakarta – Para dekan Fakultas Kedokteran di negara Asean kumpul bareng di Yogyakarta, 25-27 Mei 2025. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menjadi tuan rumah pertemuan itu. Forum ini ingin memperkuat posisi Fakultas Kedokteran ASEAN di kancah global.
Pertemuan 15t ASEAN Medical Deans’ Summit (AMDS) 2025 ini mengusung tema Building Impactful Collaborations: Transforming Needs into Actions” AMDS 2025. Kegiatan yang mempertemukan para dekan dan perwakilan dari fakultas kedokteran universitas terkemuka di kawasan ASEAN, sebagai bagian dari jejaring ASEAN Medical Schools Network (AMSN) untuk mendorong terciptanya kemitraan baru dan penguatan jejaring.
“Melalui forum ini, kami ingin menghasilkan kerja sama dan kolaborasi yang berdampak pada transformasi berbagai kebutuhan menjadi aksi nyata,” kata Dekan FK-KMK UGM, Profesor Yodi Mahendradhata di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Senin, 26 Mei 2025.
Yodi menyatakan ada empat topik yang dibahas dalam forum ini. Yaitu kegiatan meninjau tantangan terkini dalam dunia kedokteran, inovasi di dunia kedokteran, lalu membahas persoalan riset di dunia kedokteran. Lalu berbagai upaya memfasilitasi student personal development, yaitu berkaitan dengan pengembangan peserta didik di Fakultas Kedokteran.
“Juga membahas masa depan dari penelitian di bidang kedokteran. Apa saja tren yang perlu dicermati,” kata dia.
AMDS 2025 ini diharapkan menjadi platform untuk merancang kerangka program kerja sama yang dapat diimplementasikan dalam jangka pendek dan juga dievaluasi secara berkala setiap tahun.
President AMSN Prof. Dato Yang Faridah Abdul Aziz, yang ikut hadir dalam temu media menambahkan forum dekan Fakultas Kedokteran se-ASEAN ini ingin mengubah diskusi menjadi aksi. Sebab, forum seperti ini sudah digelar lama.
“Harus ada aksi, karena grup ini memulai dengan membangun hubungan, kemudian berpindah menuju membangun kolaborasi dan di dalam organisasi ini, kami memiliki grup pekerjaan pendidikan, memiliki grup pekerjaan penelitian dan di dalam grup pekerjaan penelitian ini,” kata dia.
Ketua Panitia AMDS 2025, Ahmad Hamim Sadewa, menyatakan kebutuhan untuk kolaborasi yang berdampak membutuhkan diskusi yang detail tidak hanya dalam tataran konsep, tetapi juga dalam tataran teknis.
Melalui pelaksanaan AMDS 2025 yang berlangsung pada tanggal 25 sampai dengan 27 Mei 2025, FK-KMK UGM berharap pertemuan ini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan bersama menuju komunitas pendidikan kedokteran ASEAN yang lebih terpadu, inovatif, dan berdampak luas. Semua pihak diajak untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal: saling mendengarkan, berbagi pengalaman, serta bertindak bersama untuk masa depan yang lebih baik yang berorientasi pada kemaslahatan masyarakat di kawasan ASEAN.
AMDS 2025 mengangkat beragam tema penting yang relevan dengan dinamika zaman, khususnya di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kompleksitas tantangan kesehatan global. Beberapa isu utama yang dibahas meliputi tantangan terkini dalam proses belajar-mengajar di dunia kedokteran, inovasi dan pengembangan teknologi pendidikan untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif, masa depan riset di bidang kedokteran, serta pentingnya program elektif dalam menunjang pengembangan pribadi mahasiswa kedokteran.
Mahasiswa kedokteran dari berbagai universitas anggota AMSN juga turut meramaikan forum ini dengan berpartisipasi dalam sesi presentasi poster. Kegiatan ini menjadi ajang bagi para mahasiswa dari puluhan universitas di kawasan ASEAN untuk berbagi gagasan dan inovasi. Tema-tema yang diangkat mencerminkan semangat kolaborasi lintas negara, mulai dari penguatan kerja sama melalui aktivitas akademik dan non-akademik, peningkatan mutu pendidikan kedokteran untuk menjawab tantangan kesehatan global, hingga upaya memberdayakan dokter muda ASEAN lewat inovasi dan kolaborasi yang berdampak nyata.
AMSN dibentuk oleh 12 institusi pendiri, yaitu Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Siriraj, Universitas Mahidol (Thailand); Institut Ilmu Kesehatan PAPRSB, Universiti Brunei Darussalam; Fakultas Kedokteran, University of Health Sciences, Kamboja; International University, Kamboja (Fakultas Kedokteran); Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia; University of Health Sciences, Lao PDR; Fakultas Kedokteran, Universiti Malaya, Malaysia; University of Medicine I, Yangon, Myanmar; University of Medicine, Mandalay, Myanmar; College of Medicine, University of the Philippines; Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore; dan Hanoi Medical University, Vietnam. Saat ini, jaringan ini telah berkembang dan memiliki 25 anggota.
Full
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan