Beranda Pendidikan Wakil Dubes Australia Gita Kamath Kunjungi UII, Bahas Penguatan Kolaborasi Akademik
Pendidikan

Wakil Dubes Australia Gita Kamath Kunjungi UII, Bahas Penguatan Kolaborasi Akademik

Marknews.id, Yogyakarta — Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menjadi tuan rumah kunjungan diplomatik penting dari Pemerintah Australia. Wakil Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, hadir di kampus UII, Kamis (17/10/2025), untuk menyampaikan kuliah umum dan berdialog langsung dengan mahasiswa mengenai peluang kolaborasi akademik antara kedua negara.

Dalam kesempatan itu, Gita mengungkapkan rasa hormat dan kebanggaannya dapat berkunjung ke salah satu universitas tertua di Indonesia.
“Universitas ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka, jadi bagi saya merupakan kehormatan besar bisa datang ke sini,” ujarnya disambut tepuk tangan mahasiswa yang memenuhi auditorium.

Menurut Gita, UII memiliki posisi istimewa dalam memperkuat hubungan pendidikan antara Australia dan Indonesia.
“UII juga cukup spesial karena memiliki program studi Australia di tingkat sarjana, dan sudah menyelenggarakannya selama lebih dari sepuluh tahun. Ini sangat penting untuk mendorong pemahaman yang lebih baik antara masyarakat kedua negara,” tuturnya.

Ia menegaskan, kerja sama di bidang pendidikan merupakan pilar penting dalam mempererat hubungan kedua bangsa.
“Kita adalah negara tetangga dan sahabat yang sangat baik. Hubungan antarwarga dan kolaborasi akademik merupakan fondasi penting dalam mempererat persahabatan kedua bangsa,” lanjutnya.

Sejarah Panjang Kolaborasi UII dan Australia

Kunjungan ini disambut langsung oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., yang menilai kedatangan Wakil Dubes Australia sebagai bentuk komitmen nyata dalam memperkuat jalinan kerja sama lintas negara.

“Ini bukan kunjungan pertama dari perwakilan Kedutaan Besar Australia. Hampir semua Duta Besar maupun Wakil Duta Besar Australia yang bertugas di Jakarta pernah datang ke UII. Kami sangat menghargai dan mengapresiasi hal itu,” ujar Fathul.

Ia menambahkan bahwa hubungan antara UII dan Australia bukanlah hal baru, melainkan telah terjalin sejak lama melalui berbagai program kolaboratif.
“Kami terlibat dalam banyak program, seperti AusAID, New Colombo Plan, hingga kerja sama riset dan akademik dengan sejumlah universitas di sana. Dukungan dari Kedutaan Australia selama ini sangat luar biasa,” ungkapnya.

Lebih jauh, Fathul menilai kunjungan Gita Kamath menjadi momentum strategis untuk memperkuat jejaring pendidikan dan memperluas cakupan kolaborasi akademik.
“Kami percaya, hubungan antaruniversitas dapat menjadi jembatan yang lebih kokoh bagi kerja sama Indonesia dan Australia di masa depan,” pungkasnya.

Membangun Jembatan Budaya dan Inklusi Sosial

Tak hanya fokus pada bidang akademik, Gita Kamath juga melakukan berbagai kegiatan sosial dan budaya selama kunjungannya di Yogyakarta pada 16–19 Oktober 2025.

Ia menghadiri konser kolaboratif yang melibatkan mahasiswa Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) dan musisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta di Auditorium Drijarkara, Universitas Sanata Dharma. Acara tersebut menampilkan perpaduan musik khas Australia dan Indonesia sebagai simbol harmoni lintas budaya.

Selain itu, Gita juga melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, serta berdialog dengan para penggiat sosial untuk membahas program INKLUSI (Kemitraan Australia–Indonesia untuk Masyarakat Inklusif), yang bertujuan mendukung kesetaraan dan partisipasi kelompok rentan di masyarakat.

“Hubungan antara masyarakat Australia dan Indonesia terus tumbuh melalui kerja sama budaya, pendidikan, dan sosial. Yogyakarta memiliki peran penting sebagai jembatan dua bangsa dalam membangun saling pengertian yang lebih kuat,” ujar Gita menutup kunjungannya.

Simbol Kedekatan Dua Bangsa Melalui Pendidikan dan Budaya

Kunjungan Wakil Dubes Australia ke UII bukan sekadar agenda diplomatik, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa dunia akademik dapat menjadi wadah strategis mempererat persahabatan antarnegara. Melalui kolaborasi pendidikan, riset, hingga kegiatan budaya, baik Indonesia maupun Australia terus memperkuat jembatan pemahaman lintas bangsa  dari ruang kuliah hingga panggung kesenian.

Sebelumnya

Budaya Keselamatan Jadi Prioritas, KAI Daop 5 Purwokerto Adakan Pelatihan Bersama Basarnas Cilacap

Selanjutnya

Bu Sekda Kena Razia Becak: Ketika Hansip Tak Tahu Ibu Negara-nya Gedong Pracimosono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mark News